munsir CUAP-CUAP

Kamis, 05 Januari 2012

tinjauan pustaka regenerasi dan perkembangan embrio katak




Awal perkembangan embrio ayam menunjukkan bahwa splanknopleura dan somatopleura meluap keluar dari tubuh embrio hingga di atas yolk. Daerah luar tubuh embrio dinamakan daerah ekstra embrio. Mula-mula tubuh embrio tidak mempunyai batas sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio dan intra embrio saling berkelanjutan. Dengan terbentuknya tubuh embrio, secara berurutan terbentuk lipatan-lipatan tubuh sehingga tubuh embriohampir terpisah dari yolk. Adanya lipatan-lipatan tubuh, maka batas antara daerah intra dan ekstra embrio menjadi semakin jelas. Daerah kepala embrio mengalami pelipatan yang disebut dengan lipatan kepala dan meisahkan antara bagian intra dan ekstra embrio. Lipatan kepala membentuk sub sephal. Pada bagian lateral tubuh juga terbentuk lipatan tubuh lateral dan memisahkan bagian ekstra dan intra embrio. Bagian posterior mengalami pelipatan dan dukenal dengan nama lipatan ekor membentuk kantung sub kaudal. Lipatan-lipatan tersebut embentuk dinding saluran percernaan primitive. Bagian tengah usus tengah yang menghadap yolk tetap terbuka dan pada daerah ini, dinding kantung yolk berhubungan dengan dinding usus pada kantung yol. Walaupun kantung yolk berhubungan dengan usus melalui tangkai yolk, namun makanan tidak diambil embrio melalui tangkai yolk (Adnan, 2008).
Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup anima, disini berlangsung pembelahan partial atau meroblastis. Sel-sel yang membelah itu membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai blastodis yang merupakan blastomer sentral yang melepasan diri dari detoplasma di bawahnya dan terbentuk rongga sempit yang merupakan bagian pinggir, blastomer tidak jelas terpisah dari detoplasma dan ia terus menerus e dalam detoplasma (Yatim, 1994).
Proses morfogenetik yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel blastula secara dramatis. Gastrula berbeda rinciannya dari satu kelompok hewan dengan kelompok hewan yang lainnya, tetapi suatu kumpulan perubahan seluler yang sama menggerakkan pengaturan spasial embrio ini. Mekanisme seluler yang umum tersebut adalah perubahan-perubahan motilitas sel, perubahan dalam bentuk sel dan perubahan dalam adhesi (penempelan) seluler ke sel lain dan ke molekuler matriks ekstraseluler. Hasil penting dari gastrulasi adalah beberapa sel dekat permukaa blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut gastrula (Campbell, 1987).
      Blastulasi pada ayam termasuk blastula yang berbentuk pipih atau cakram (diskoblastik) yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: periblas hipoblas dan juga sentoblas. Gastrulasi pada ayam merupaan proses dari pembentukan stria primitif yang terdiri dari alur dan pematang primitif berupa garis dilinea mediana, Stria primitif berbentuk sempurna pada inkubasi telur 18 jam (Sugiyanto, 1996).
Tahap neurula ayam nirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap keeping neural, lipatan neural, dan bumbung neural. Organogenesis merupakan proses lanjut setelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi pembentukan bakal organ dari lapisan ectoderm, mesoderm dan endoderm. Perkembangan embio ayam pada berbagai umur inkubasi merupakan media yang jelas untuk memperlihatkan organogemesis (Tim Dosen, 2008).

    1.  Pengamatan I : Embrio ayam umur inkubasi 24 jam
                Setelah dinkubasi selama 24 jam antara daerah intra embrional dan ekstra embrional terdiri dari daerah pellusida dan daerah opaka. Daerah kepala mengalami perkembangan lebih cepat namun karena adanya daerah batas pertumbuhan maka terjadi lipatan kepala, setal ke vental daerah kepala agak melipat ke posterior. Hal ini diikuti oleh lipatan ectoderm, terbentuk kantung buntuh sebelah anterior yang membuka kearah kunir disebut anterior intestinal portal. Sesuai bertambahnya usia embrio, terjadilah penutupan neural fold dan akan terbentuk tabng otak. Somit atau dorsal mesoderm akan mengalami differensiasi kea rah lateral dan pembuluh darah tersusun oleh kelompok mesoderm membentuk jaringan pembuluh darah halus lalu bersatu membentuk vena vitellin (Adnan, 2008).
                Pada janin tingkat pengeraman 24 jam, mesoderm telah membentuk 4-5 pasang somit mesoderm di kiri-kanan notokhor dibagian tengah janin. Pada janin 24 jam lipatan neural telah mendekat satu sama lain. Persatuan lipatan neural pertama-tama terjadi dimuka somit pertama, khordal timbul di bawah lipatan neural pada sumbuh embrio. Khordal ini tidak timbul dibawah karena delaminasi mesoderm seperti pada janin katak (Adnan, 2008).     
               Pada pengamatan kali ini kami tidak mengamatinya secara langsung karena telurnya dierami terlebih dahulu oleh induknya
2. Pengamatan II : Embrio ayam umur 48 jam
                 Pada stadium ini kepala embrio mengalami mesenchepalon tampak pada sebelah dorsal dan prosenchepalon serta rombenchepalon tampak sejajar. Badan embrio memutar sepanjang sumbuhnya sehingga bagian kiri nampak diatas kunir. Prosenchepalon berkembang menjadi telenchepalon dan dienchepalon, mesenchepalon tetap sedangkan yang menjadi menten dan melenchepalon adalah rombenchepalon. Somit makin memanjang kearah posterior lalu berdefernsiasi menjadi skeletom, pada akhir perkembangannya terbentuk dua membrane ekstra embrional yaitu amnion, membran berbentu kantong berisi cairan yang langsung membungkus badan embrio dan kation, membran yang membungkus embrio dan semua struktur ekstra embrional. Pada tingkat-tingkat peneraman 48 jam dibagian anterior lapisan mesoderm lateral itu akan bertemu dibagian anterior daerah kepala, kemudian bersatu (Adnan, 2008).
               Pada pengamatan kali ini juga tidak mengamati secara langsung karena terjadi kesalahan saat mengankat embrio tersebut dengan kertas saring.
      3. Pengamatan III : Embrio ayam umur inkubasi 72 jam
               Embrio pada tahap ini sudah lebih kompleks dibandingkan yang lainnya. Embrio mengalami pelekukan servikal sehingga rhobenchepalon berada disebelah dorsal dan telenchepalon mendekati perkembangan jantung. Lipatan kepala makin kea rah posterior. Mata terletak lebih kearah  caudal dari pada olosis. Di daerah kaudal dibentuk primordia kaki, mesoderm yang menebal diadaerah setinggi ATP berkembang menjadi primordia sayap. Rongga otaknya terdiri dari ventrikel lateral didaerah hemisphere cerebri berisi cairan otak, ventrikel ketiga pada dienchepalon, aguaduc cerebri pada mesenchepalon rongga dalam sentralis pada korda spinalis (Adnan, 2008).
              Optik stalk tampak setelah dibentuknya optic cup dan chrroid fissure. Optic cup merangsang proses pembentukan lensa dan lensa merangsang pembentukan kornea. Otosis (Invaginasi head ectoderm) dan duktus endolimfatikus ( Inviginasi median) akan menjadi telinga bagian dalam, pada kantong faring terjadi penambahan 3 kantong lagi. Terdapat usus depan, usus belakang dan usus tengah. Mesoderm, coelem dan system cardiovaskulernya lebih berkembang dibandingkan dari 48 jam inkubasi (Adnan, 2008).
              Pada pengamatan ini pun tidak kami lakukan secara langsung karena kemungkinan besar sebelum diinkubasi telur telah dierami oleh induknya sehingga waktu inkubasi diperkirakan telah lebih dari 72 jam.







DAFTAR PUSTAKA


Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Anonim. 2008. Pertumbuhan pada Hewan. http://www. Praweda.co.id. Diakses pada tanggal   30 Desember 2008.

Campbell. 1987. Biologi Edisi kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Sugiyanto. 1996. Perkembangan Hewan. Fakulatas Biologi UGM: Yokyakarta.

Tim Dosen UNM, 2008. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Universitas Negeri Makassar.

Yatim. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito : Bandung

 
Regenerasi pada ekor ikan cupang
            Setiap larva dan hewan dewasa mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan kembali bagian tubuh mereka yang secara kebetulan hilang atau rusak terpisah. Kemampuan menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang ini disebut regenerasi. Kemampuan setiap hewan dalam melakukan regenerasi berbeda-beda. Hewan avertebrata mempunyai kemampuan regenerasi yang lebih tinggi daripada hewan vertebrata (Anonim, 2011).
            Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama. Misalnya anggota bagian bdan sampai pada penggantian kerusakan kecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontok rambut. Regenerasi dapat juga berbentuk sebagai proliferasi dan diferensiasi lebih sel-sel lapisan marginal. Dapat pula berbentuk sebagai penimbunan sel-sel yang Nampak belum berdiferensiasi pada luka yang disebut blastama, yang akan berproliferasi dan secara progresif membentuk bagian tubuh yang hilang. Blsatama berasal dari sel cadang khusus atau neoblast sel-sel interstitial yang bermigrasi ke tempat asal luka (Sugiyanto, 1996).
            Menurut Yatim (1993), bahwa proses regenerasi terdiri dari :
1.      Darah mengalir menutupi permukaan luka lalu membentuk scap yang sifatnya melindungi.
2.      Epitel kulit menyebar di permukaan luka di bawah scap epitel yang bergerak secara nuboid. Butuh waktu dua hari agar kulit lengkap menutupi luka.
3.      Redifferensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent, untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.
4.      Pembentukan blastoma, yakni kuncup regenerasi pada permukaan bekas luka, scap yang ada mungkin sudah lepas.
5.      Redifferensiasi sel-sel serentak dengan proliferasi sel-sel blastoma itu.
            Dalam membandingkan kemampuan regenerasi dari hewan-hewan yang berbeda, tampak ada hubungan antara kompleksitas dan kemampuannya untuk regenerasi. Daya regenerasi spons hamper sempurna. Pada manusia, regenerasi terbatas pada perbaikan organ dan jaringan tertentu. Dalam satu oragnisme, setidaknya di antara vertebrata, dengan meningkantnya umur juga tampak kemampuan regenerasi llenyap secara progresif. Ketika tungkai pertama terlihat pada kecebong katak, bila lenyap bagian itu akan dapat diregenerasi dengan mudah, akan tetapi setelah metamorphosis, katak secara normal tidak mampu meregenrasi tungkai yang lenyap. Persamaan antara regenerasi dan perkembangan embrio telah menyebabkan beberapa ahli embriologi mempelajari regenerasi dengan harapan mendapatkan suatu pengertian bagaimana perkemabngan embrio terjadi. Penemuan polaritas telah memperlihatkan bahwa kekuatan organisasi tertentu, mungkin kimiawi bekerja pada regenerasi (Kimball, 1983).
            Menurut Tim Pengajar (2010), regenerasi merupakan suatu proses yang terjadi terdiri atas beberapa tahap, yaitu :
1.      Penyembuhan luka
2.      Perombakan jaringan
3.      Pembentukan blastema
4.      Morfologi dan rediferensiasi
dan ada beberapa faktor yang mempengaruhi regenerasi antara lain :
1.      Temperatur
2.      Makanan
3.      System saraf
Ekor ikan Cupang memiliki bentuk yang panjang dan berumbai. Ekor akan mengalami regenerasi bila ekor tersebut putus dalam usaha perlindungan diri dari predator. Regenerasi tersebut diikuti oleh suatu proses, yaitu autotomi. Autotomi adalah proses adaptasi yang khusus membantu hewan melepaskan diri dari serangan musuh. Jadi, autotomi merupakan perwujudan dari mutilasi diri (Strorer, 1981).
            Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah temperatur, proses biologi dan faktor bahan makanan. Kenaikan dari tempetatur, pada hal-hal tertentu dapat mempercepat regenerasi. Regenerasi menjadi cepat pada suhu 29,7 derajat Celcius. Faktor bahan makanan tidak begitu mempengaruhi proses regenerasi (Morgan, 1989).
Menurut  Kimbal (1993), regenerasi melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab yang bersifat sebagai pelindung.
2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit.
3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma menyempit.
4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel-sel pengembara akan berproliferasi membentuk blastema.
5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf dan saluran pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Regenerasi Ekor Ikan. syl4r.blogspot.com/2009/02/regenerasi.html. Diakses tanggal 7 Januari 2011.
Kimball, John W. 1993. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Sugianto. 1996. Perkembangan Hewan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan  Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar.
Yatim, W. 1993. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar