munsir CUAP-CUAP

Jumat, 14 Oktober 2011

STRUKTUR PENELITIAN ILMIAH



A. Catatan Awal
            Pengetahuan yang benar merupakan kunci pencapaian kebenaran. Dengannya, kebahagiaan akan diraih oleh manusia selaku mahluk paripurna di persada alam ini. Dalam hal ini, Plato menegaskan bahwa pencapaian kebahagiaan tertinggi (eudaemonia) dilakukan melalui budi yang dilatari oleh pengetahuan yang benar.[1]
            Selanjutnya, untuk merealisasikan maksud tersebut, sifat ilmiah merupakan prasyarat yang tak mungkin dihindari. Dengan demikian, terdapat beberapa tahapan yang mesti ditempuh untuk maksud tersebut. Pengetahuan mesti melalui proses penelitian valid yang notabene bermuara pada tercapainya pengetahuan yang 'mendekati' kebenaran tersebut.
            Dalam makalah sederhana ini, penulis akan memaparkan tentang struktur penelitian ilmiah yang merupakan salah satu elemen esensial pencapaian hal di atas. Adapun pembahasan dalam makalah ini terbatas pada "Apa dan bagaimana struktur penelitian ilmiah itu?"     
           
B. Penelitian Ilmiah dalam Perspektif
            Penelitian ilmiah dalam term Inggrisnya disebut scientific research. Kata research diartikan sebagai "Studi yang serius dan terperinci tentang sebuah subjek yang bertujuan untuk mempelajari fakta-fakta baru, hukum-hukum ilmiah, dan menguji sebuah pendapat, dan sebagainya". (Serious and detailed study of subject, that is aimed at learning new facts, scientific laws, testing ideas, etc.).[2] Adapun kata ilmiah (scientific) diartikan sebagai pengetahuan yang disusun secara konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris.[3]           Penggabungan kedua term di atas (scientific research) oleh Kerlinger dimaksudkan sebagai "penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris, dan penyelidikan kritis dari proporsi-proporsi hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan antara gejala alam".[4] Dari definisi ini, dapat dikatakan bahwa penelitian baru disebut ilmiah jika mengikuti langkah-langkah atau tahapan yang dimulai dengan mengidentifikasi masalah, menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang ada, mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasi data; menarik kesimpulan, dan menggabungkan kesimpulan-kesimpulan tersebut ke dalam jajaran khazanah pengetahuan.
            Sebagaimana disebutkan di atas, ada beberapa tahapan yang mesti ditempuh dalam melakukan sebuah penelitian ilmiah yang terakumulasi dalam sebuah struktur (structure), yaitu cara bagaimana sesuatu disusun.[5] Sedangkan dalam pengertian secara terminologi diartikan sebagai sebuah susunan atau kesatuan; cara dimana bagian-bagian dibentuk ke dalam suatu keseluruhan (an arrangement or organization; the way in which parts are formed into a whole).[6]
            Selanjutnya, struktur penelitian ilmiah terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
  1. Permasalahan Penelitian (Research Problem)
      Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah menentukan permasalahan penelitian itu sendiri. Pasalnya, permasalahan penelitian merupakan titik tolak (starting point) dan menjadi alasan satu-satunya mengapa suatu penelitian perlu dilakukan.[7]
      Pada tahap ini, seorang peneliti harus mulai memikirkan beberapa hal penting, yaitu:
a)      Mengapa penelitian ini perlu dilakukan?
b)      Masalah apa saja yang perlu diteliti?
c)      Bagaimana memformulasikan permasalahan ini dengan bentuk yang mudah dipahami?
d)     Apa target yang ingin dicapai dari penelitian tersebut?  (Tujuan dan kegunaan)

  1. Kajian Kepustakaan (Literature Review)
      Langkah berikutnya adalah menguji secara mendalam setiap aspek (atau secara teknis: variabel) yang tercakup dalam penelitiannya. Dalam hal ini, pencarian definisi tidaklah cukup, kecuali setelah dibubuhi penjelasan tentang pola hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Bangunan yang menjelaskan definisi-definisi variabel-variabel dan keterkaitan antara satu variabel dengan yang lainnya inilah yang disebut sebagai Kerangka Teoritik atau Kerangka Berpikir Penelitian.[8] Karena pada tahap ini, seorang peneliti harus mengkaji begitu banyak dokumen dan kepustakaan, tahapan kedua ini disebut juga sebagai Kajian Kepustakaan (Literature Review).
      Pada tahap kedua ini, seorang peneliti mulai merenungkan dan mengkaji secara mendalam apa sebenarnya esensi penelitiannya itu. Ada beberapa pertanyaan penting yang akan mengemuka, yaitu:
a)      Apa sebenarnya variabel-variabel yang sedang diteliti, baik makna empiris-praktis, maupun makna konseptual-teoritisnya?
b)      Sejauh mana relevansi definisi yang diajukan dengan penelitian yang sedang dilakukan?
c)      Apakah masalah tersebut pernah dilakukan oleh orang lain? Dan bagaimana hasilnya?
d)     Bagaimana format penelitian yang akan dibuat?

3. Metodologi Penelitian (Methodological Research)
      Tujuan metodologi penelitian ini adalah memberikan deskripsi yang jelas dan lengkap tentang langkah spesifik yang harus ditempuh. Hal tersebut juga dimaksudkan agar pembaca hasil penelitian tersebut kelak mendapatkan peluang untuk merefleksikannya.[9] Saking urgennya metodologi penelitian ini, Prasetya Irawan menegaskan bahwa dalam penelitian ilmiah, kebenaran yang dikemukakan oleh peneliti adalah sama pentingnya dengan metodologi penelitian yang dipakai untuk menemukan kebenaran tersebut.[10]
      Pada tahapan ini, ada beberapa pertanyaan yang patut untuk direnungkan secara detil oleh si peneliti, antara lain:
a)      Pendekatan apa yang akan digunakan
b)      Metode apa yang paling sesuai untuk penelitian tersebut?
c)      Dari mana saja data yang diperlukan dapat diperoleh?
d)     Instrumen (alat) apakah yang paling efektif dan efisien untuk mengumpulkan data yang diperlukan?
e)      Bagaimana caranya agar instrumen yang dipakai benar-benar memiliki kualitas validitas ( reliabilitas dan obyektivitas) yang tinggi?
f)       Bagaimana sebaiknya data yang terkumpul nanti diolah dan dianalisis?
g)      Alat analisis apa yang paling sesuai dengan sifat data yang diperoleh?
h)      Bagaimana dan dengan standar apa kesimpulan penelitian akan ditarik?

4. Analisis Data
      Tahap analisis data merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian. Pada bagian ini, peneliti menggunakan segenap kemampuan teori dan pengetahuan-pengetahuan lain yang dimilikinya guna membuktikan hipotesis dari fenomena yang diteliti.[11]
      Ada beberapa langkah pokok dalam tahapan analisis data ini yang perlu ditempuh. Neil B. Holbert dan Mark W. Speece –sebagaimana kutip Teguh- memberikan deskripsi enam langkah pokok yang terdiri dari:
a)      Jenis data apakah yang tersedia?
b)      Bagaimana mendiskusikan hal yang dianggap perlu agar dapat menceritakan fakta di balik data yang ada?
c)      Teknik-teknik apa saja yang terbaik untuk mendapatkan keterangan terhadap bagian khusus yang didiskusikan?
d)     Setelah menggunakan teknik-teknik yang ada dan menjelaskan hasil yang diperoleh, dimanakah data tersebut akan ditempatkan?
e)      Bagaimana memecahkan hasil penelitian dan jenis pola yang terlihat serta jenis keputusan statistik yang ditempuh?
f)       Langkah apa yang mesti ditempuh untuk menjelaskan apa yang terjadi terhadap seseorang yang tidak menyukai angka-angka dan belum pernah mendengar ilmu statistik?[12]

5. Hasil Penelitian
      Langkah selanjutnya adalah melaporkan apa yang ditemukan berdasarkan penelitian. Tujuan utama dari langkah ini adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan.[13]
      Secara sistematik dan terarah, maka data yang telah dikumpulkan tersebut diolah, dideskripsikan, dibandingkan, dan dievaluasi yang diarahkan kepada sebuah penarikan kesimpulan apakah data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan.
      Sebagai catatan, sebuah hasil penelitian yang baik tidak berhenti pada kesimpulan apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak melainkan dilengkapi dengan evaluasi mengenai kesimpulan tersebut.
      Selanjutnya, ada beberapa unsur yang berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian ini, di antaranya:
a)      Tinjauan tentang hasil-hasil penelitian yang penting.
b)      Pertimbangan mengenai hasil-hasil penelitian ditinjau dari studi-studi penelitian yang ada.
c)      Implikasi-implikasi mengenai studi tentang teori baru-baru ini (kecuali dalam studi-studi terapan yang murni).
d)     Pengamatan yang cermat tentang hasil-hasil penelitian yang tidak berhasil mendukung atau hanya sebagai mendukung hipotesis-hipotesis yang ada.
e)      Keterbatasan-keterbatasan penelitian yang mungkin mempengaruhi validitas atau penggeneralisasian hasil-hasil penelitian.
f)       Saran-saran untuk penelitian lebih lanjut.
g)      Implikasi-implikasi penelitian bagi bidang profesional atau bidang-bidang terapan (boleh ada, boleh tidak).[14]  (bagi ilmu-ilmu sosial inplikasi sangat penting).

6. Kesimpulan Penelitian
      Kesimpulan (conclusion) adalah akhir suatu penelitian. Kesimpulan bukanlah rangkuman (summary).[15] Dalam kesimpulan, "judgement" peneliti menempati titik sentral yang amat penting. Pertimbangan ini bukan sembarang pertimbangan, tetapi pertimbangan yang berdasarkan pada asumsi teoritik yang kuat, data empirik yang valid, dan kemampuan analisis yang jujur dan tajam.[16] Dalam artikulasi lain, kesimpulan  merupakan suatu pernyataan umum dan logis yang ditarik dari beberapa kasus, dan menunjukkan pola yang menggambarkan ciri-ciri kasus-kasus tersebut.[17] Kesimpulan juga dapat ditarik dari dengan cara sebaliknya, yaitu suatu pernyataan umum dan logis yang telah teruji kebenaran atau ketidakbenarannya melalui bukti-bukti.  
      Lebih jelasnya, kesimpulan penelitian merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi penelitian, dan penemuan penelitian. Sintesis ini membuahkan kesimpulan yang ditopang oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam perspektif yang menyeluruh.
      Dalam mengkaji kesimpulan penelitian ini, disebabkan sifatnya yang terpadu dan menyeluruh, maka –sebagaimana kutip Jujun- "Seorang peneliti meninggalkan peranannya sebagai ilmuan dan beralih menjadi seorang filsuf".[18] Maksudnya, si peneliti harus mampu menarik kesimpulan yang utuh dari data yang bersifat terpisah dengan tidak meninggalkan sifat keilmuan. Persyaratan ini patut diingat karena sering ditemukan bahwa seorang peneliti menarik kesimpulan yang berada di luar batas kewenangan lingkup penelitian serta kesimpulan analisis data yang dikumpulkan.  
      Pada tahap akhir ini, seorang peneliti mengajukan beberapa pertanyaan penting, yaitu:
a)      Apa kesimpulan penelitian tersebut?
b)      Dengan standar dan asumsi apa kesimpulan tersebut ditarik?
c)      Adakah persamaan atau perbedaan antara kesimpulan dalam penelitian tersebut dengan penelitian lain yang sejenis?
d)     Apa implikasi dari kesimpulan tersebut, baik bagi dunia praktis maupun bagi dunia teoritis?

C. Catatan Akhir
            Berdasarkan pemaparan makalah ini, penulis berkesimpulan bahwa struktur penelitian ilmiah merupakan hal yang mesti ditempuh untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah. Olehnya itu, seorang peneliti mesti mengenal dan mapan dalam memahami prasyarat penelitian yang ada sebelum melakukan kegiatan penelitian ilmiah.


Bibliografi

Hartono, Bagaimana Menulis Tesis?, Malang: UMM Press, 2003, Cet. III

Hatta, Mohammad, Alam Pikiran Yunani, Jakarta: UI-Press, 1986, Cet. III

Irawan, Prasetya, Logika dan Prosedur Penelitian, Jakarta: STIA LAN Press, 2000

Longman, Dictionary of Contemporary English, London: Longman Group UK, 1998, Cet. VIII

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1984

Sevilla, Consuelo G., (dkk), Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI Press, 1993, Cet. I

Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu, Jakarta: CV. Muliasari, 2000, Cet. XIII

Teguh, Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi; Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001


* Makalah dipresentasikan pada Seminar Mata Kuliah Filsafat Ilmu, Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin, 29 November 2004.
[1] Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: UI-Press, 1986), Cet. III, h. 132.
[2] Longman, Dictionary of Contemporary English, (London: Longman Group UK, 1998), Cet. VIII, h. 885.
[3] Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, (Jakarta: CV. Muliasari, 2000), Cet. XIII, h. 131.
[4] Consuelo G. Sevilla (dkk), Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI Press, 1993), Cet. I, h. 2.
[5] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), Cet. VII, h. 965.
[6] Longman, Op. cit., h. 1050.
[7] Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: STIA LAN Press, 2000), Cet. II, h. 12.
[8] Pada tahapan kedua ini, terdapat perbedaan term sebagaimana yang disebutkan di atas. Term Kerangka Teoritik digunakan oleh Jujun S. Suriasumantri. Lihat. Suriasumantri, Op. cit., h. 316.
[9] Hartono, Bagaimana Menulis Tesis? (Malang: UMM Press, 2003), Cet. III, h. 63.
[10] Irawan, Op. cit., h. 55.
[11] Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi; Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), Cet. II, h. 187.
[12] Ibid., h. 187-188.
[13] Suriasumantri, Op. cit., h. 333.
[14] Hartono, Op. cit., h. 121.
[15] Rangkuman merupakan ringkasan atau ikhtisar dari apa yang telah diuraikan. Lihat: Poerwadarminta, Op. cit., h. 799.
[16] Irawan, Op. cit., h. 15.
[17] Ibid., h. 106.
[18] Suriasumantri, Op. cit., h. 341.

3 komentar:

  1. artikelnya sangat menarik.. terus berkarya...

    BalasHapus
  2. Oya... jalan-jalan juga ke blog saya http://mawardisyana.blogspot.com/

    BalasHapus
  3. jagan sampai putus di tengah jalan,,
    berkaria terus,,

    BalasHapus